Saturday, January 28, 2012

Sinopsis Salah Asuhan

Tragis dan Sedih.

Hanafi adalah seorang Minang yang jatuh cinta kepada Corrie du Busse, gadis keturunan Perancis. Sebagai seorang pribumi, tentu akan membawa banyak masalah jika memiliki hubungan khusus dengan warga Eopra yang waktu itu adalah bangsa penjajah. Hal itu pun berat bagi Corrie sebagai bangsa Eropa karena kaum pribumi dianggap tidak sederajat dengan mereka.

Jalan Hanafi untuk menggapai Corrie semakin sulit ketika ibu Hanafi memberitahukan perjodohan Hanafi dengan Rapiah. Hanafi tidak bisa menolak karena perjodohan tersebut, menurut ibunya, adalah bentuk balas budi kepada mamak-mamak Hanafi yang telah menyekolahkannya sampai HBS. Hanafi pun menerima perjodohannya dengan Rapiah, walaupun ia sama sekali tidak pernah menganggap Rapiah sebagai seorang istri yang harus ia cintai bahkan sampai anak mereka, Syafei, lahir. Hidup semakin sulit bagi Hanafi dan keluarganya. Hanafi merasa tertekan, pun Rapiah yang menjadi sasaran pelampiasan Hanafi. Ibunya pun sangat tidak tega melihat menantunya selalu menangis akibat perlakuan buruk suaminya.

Suatu ketika Hanafi digigit anjing gila. Karena takut rabies, ia pun pergi berobat ke Betawi. Entah mengapa Rapiah sudah merasakan firasat bahwa suaminya pergi tidak untuk sementara saja. Betul sekali firasat Rapiah itu, karena Hanafi bertemu kembali dengan Corrie di Betawi. Saat itu Corrie sedang menlanjutkan sekolahnya di HBS.

Hanafi bertemu dengan Corrie yang sedang merindukan kebebasan. Ayahnya telah meninggal dunia. Ia harus menikah agar bisa mendapatkan hak untuk mengelola warisan dari ayahnya. Perasaan Hanafi terhadap Corrie tidak pernah berubah. Ia pun mengirimkan ”surat cerai” kepada ibu dan istrinya yang sedang menanti di Solok.

Hanafi dan Corrie sama-sama mengetahui perasaan mereka. Hanafi terus berusaha agar bisa menikahi Corrie. Ketika akhirnya Hanafi berhasil mendapatkan persamaan hak dengan warga Eopra, ia berani melamar Corrie. Awalnya Corrie merasakan kebimbangan, tetapi ia menyadari bahwa selain Hanafi, tidak ada lelaki lain yang sanggup membuatnya berpaling.

Pernikahan Corrie dan Hanafi tidak seindah yang mereka bayangkan. Kawan-kawan Corrie sesama warga Eropa mulai menjauhkan diri darinya. Ia merasa tertekan dan terkudilkan. Begitu pula dengan Hanafi. Dalam keadaan demikian, Hanafi menuduh COrrie berzina karena sering bergaul dengan Tante Lien yang seorang mucikari. TIdak terima mendapat tuduhan seperti itu dari suaminya sendiri, Corrie pun pergi.

Hanafi sangat menyesal. Ia mencari Corrie ke sana kemari. Corrie ternyata sedang mengabdikan diri di rumah yatim piatu. Malangnya, ketika Hanafi bertemu kebali dengan Corrie, Corrie sudah sekarat akibat terjangkit kolera. Hanafi mulai merasakan putus asa sedalam-dalamnya setelah akhirnya Corrie meninggal.

Tanpa punya harapan apa-apa lagi, Hanafi memutuskan untuk pulang ke Solok menemui ibunya. Saat tiba di Sumatera, secara tidak sengaja ia bertemu kembali dengan si Buyung, bujangnya, dan Syafei, anak yang ditelantarkan oleh Hanafi. Ia pun bertemu kembali dengan Rapiah secara tidak sengaja.

Bersama ibunya, Hanafi singgah di rumah kerabatnya. Di sana Hanafi merasa hidupnya sudah tidak berharga lagi. Ia meminum sublimat dosis tinggi yang mengakibatkan lambungnya hancur. Setelah sebelumnya meminta maaf kepada ibunya dan membaca dua kalimat syahadat, Hanafi menutup mata untuk yang terakhir kalinya.

sumber: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL SALAH ASUHAN


No comments: